"Anak Ayam Super" (Studi Kasus: Praktik Keren Anak Agribisnis Ternak Unggas SMK N 1 Kedawung Sragen)
"Anak Ayam Super" (Studi Kasus: Praktik Keren Anak Agribisnis Ternak Unggas SMK N 1 Kedawung Sragen)
Halo Sobat Peternak & Pembaca Setia Banarannnnnnnn!
Selamat datang kembali di blog kita. Kali ini, kita mau ngobrolin basic tapi crucial banget dalam dunia perayaman: Memilih Bibit Unggul Ayam Broiler (DOC).
Bayangkan begini: Mau bikin tim sepak bola hebat, kita pasti cari bibit pemain yang lincah, kuat, dan punya potensi gol tinggi, kan? Nah, di kandang juga sama! Bibit ayam (DOC) itu adalah "pemain inti" yang akan menentukan skor akhir kita (yaitu, untung atau rugi).
Kalau kita salah pilih bibit, sama saja kayak merekrut pemain cedera di awal musim. Capek ngurusnya, dan hasil akhirnya kurang memuaskan.
Yuk, kita bongkar tuntas cara memilih DOC super, lengkap dengan praktik seru dari teman-teman Jurusan Agribisnis Ternak Unggas di SMK Negeri 1 Kedawung Sragen!
5 Tanda-Tanda "Anak Ayam Super" yang Wajib Kamu Cek
Saat kiriman DOC dari perusahaan penetasan (hatchery) datang, jangan langsung dilepas ke kandang! Cek dulu lima hal ini. Anggap saja kamu sedang "audisi" calon atlet kandangmu:
1. Cek Surat-Surat (Legalitas & Kesehatan)
Ini seperti KTP dan Surat Sehat. Bibit unggul harus punya:
Asal-usul Jelas: Dari perusahaan penetasan (hatchery) terpercaya.
Vaksinasi MD: Pastikan sudah divaksin Marek’s Disease. Ini wajib!
Analogi Santai: Jangan mau beli kucing dalam karung! Pastikan track record orang tuanya (indukannya) bagus.
2. Fisik dan Penampilan (Body Goals-nya Ayam)
Ini adalah pemeriksaan visual yang paling gampang.
Mata "Melek" dan Cerah: Matanya harus bersih, jernih, dan lincah. Kalau matanya sayu kayak kurang tidur, skip!
Pusar Kering dan Rapat: Pusar itu seperti "tali ari-ari" mereka. Pusar wajib kering dan tertutup sempurna. Analoginya: Kalau pusarnya masih basah atau terbuka, itu Pintu Tol buat bakteri masuk. Bahaya!
Kaki Kokoh dan Tegak: Cek kakinya, harus kuat buat berdiri. Jangan sampai ada yang jalannya ngesot atau pincang.
Bulu Mengkilap: Bulu harus kering, lembut, dan mengilap, bukan kusam atau basah.
3. Bobot Badan Ideal (Siap Tempur)
DOC unggul itu punya standar berat badan.
Idealnya: Bobot per ekor itu sekitar 37 sampai 42 gram.
Analoginya: Kalau bobotnya kurang (misalnya cuma 30 gram), dia itu kayak anak balita yang dipaksa ikut lari maraton. Pertumbuhannya pasti lambat dan gampang sakit.
Keseragaman (Uniformity): Ini penting banget! Dalam satu kotak, beratnya harus mirip-mirip. Jangan ada yang super besar dan super kecil. Kalau bedanya jauh, nanti rebutan pakan di kandang.
4. Tingkat Keaktifan (Gairah Hidup)
Bagaimana kita tahu ayam ini punya semangat hidup tinggi?
Lincah: Saat kotak dibuka, ayam yang bagus langsung bergerak aktif, nangkring (berdiri tegak), dan mencari air minum/pakan.
Uji Balik (Reaksi Cepat): Coba ambil satu ekor dan balikkan telentang di telapak tanganmu. Ayam yang sehat harus bisa membalikkan badannya dan berdiri lagi dalam waktu kurang dari 3 detik. Kalau dia mager (malas gerak) dan lama berdiri, dia masuk kategori Kurang Vigor.
Contoh Nyata: Praktik Keren Anak Agribisnis Ternak Unggas SMK N 1 Kedawung
Di SMK N 1 Kedawung Sragen, teman-teman Jurusan Agribisnis Ternak Unggas (ATU) tidak cuma ngebuku teori di kelas. Mereka langsung praktik di Teaching Farm sekolah.
Inilah yang mereka lakukan saat DOC tiba (Praktikum Real):
A. Jadi "Detektif Dokumen"
Bukan Cuma Terima: Siswa-siswa gak cuma nurunin kotak. Mereka langsung ngecek dokumen dari hatchery. Mereka bandingkan jumlah yang datang dengan surat jalan, lalu mengecek tanggal vaksinasi dan asal strain (misalnya, jenis Ross atau Cobb).
Analoginya: Mereka kayak petugas Bea Cukai, memastikan barang yang datang legal dan sesuai spesifikasi.
B. "Sesi Audisi Bobot" Massal
Siswa mengambil sampel (misalnya 10% dari total ayam) secara acak dari berbagai kotak.
Mereka pakai timbangan digital super sensitif dan mencatat setiap ekor yang ditimbang. Tujuannya? Menghitung rata-rata dan tingkat keseragaman (uniformity).
Manfaat Nyata: Jika ditemukan keseragaman di bawah 85%, data ini jadi bahan evaluasi. Mereka sudah tahu duluan kalau ayam batch ini butuh manajemen pakan yang lebih ketat.
C. Penanganan "Ayam Kurang Beruntung" (Bibit Kualitas B)
Di SMK N 1 Kedawung, bibit yang ditemukan kecil, cacat ringan, atau kurang lincah (Kualitas B) tidak langsung dibuang.
Justru, bibit ini dipisahkan ke kandang brooder khusus. Mereka dijadikan objek riset atau perlakuan khusus (misalnya, dikasih vitamin booster lebih intensif).
Pelajaran Berharga: Ini mengajarkan siswa bahwa dalam peternakan profesional, kita harus pandai mengelola semua potensi, bukan cuma yang sempurna.
Penutup: Bibit Unggul = Modal Awal Profit
Intinya, jangan pelit atau malas di awal. Memilih bibit unggul itu adalah investasi pertama dan terpenting di kandangmu. Bibit yang sehat akan tumbuh cepat, efisien pakan (FCR rendah), dan gak gampang bikin kamu pusing karena banyak yang sakit.
Semoga artikel ini bikin kamu lebih pede lagi saat memilih "anak ayam super"! Salam Sukses dari kami dan teman-teman Agribisnis Ternak Unggas SMK N 1 Kedawung Sragen!
#PeternakMilenial #AgribisnisTernak #SMKN1KedawungSragen #AyamBroiler
Komentar
Posting Komentar